A.
Pengertian
Akuntansi Internasional
Akuntansi
Internasional didefinisikan sebagai akutansi untuk transaksi
internasional,perbandingan standard akuntansi. Definisi ini meluputi kebutuhan
dalam bidang keuangan, pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya. Selain itu
juga meliputi perbedaan standard akutansi dari berbagai Negara dan harmonisasi
berbagai praktek akutansi di seluruh dunia.
“Akuntansi
internasional adalah akutansi yang mencakup semua perbedaan prinsip, metode dan
standard akutansi di semua Negara, termasuk prinsip akutansi (GAP) yang
ditetapkan di tiap-tiap Negara. Perbedaan akuntansi ini dikarenakan factor
perbedaan geografi, politik, ekonomi, sosial, dan hokum. Maka dari itu, mau
tidak mau akutan harus menguasai semua prinsip akuntansi yang berlaku di semua
Negara” (Belkaoui, 1985).
Akuntansi
Internasional menurut (Sarasota, FL: AAA,1997)
dalam buku “Internasional Accounting Section of The
America Accounting Association” adalah
“Most
accounting students are familiar with financial accounting and managerial
accounting, but many have only a vague idea of what internasional accounting
is. Defined broadly, the accounting in internasional encompasses the funcational
areas of financial accounting, managerial accounting, auditing, taxation, and
accounting information system.
The world internasional in internasional accounting
can be defined at three different levels. The first level is supranational
accounting, which denotes standards, guidelines, and rules of accounting,
auditing, and taxation issued by supranational organization. Such organization
include the United Nations, the Organization for Economic Coorporeation and
Development, and the Ibternasional Federation of Accountants”.
Akuntansi
Internasional tidak berbeda dengan peranan akuntansi, yang menjadikan
perbedaanya yaitu terletak pada entitas pelaporan, pelaporan pada akuntansi
internasional adalah perusahaan-perusahaan multinasional (Multinational Company) dengan operasi dan transaksi yang melintas
batas-batas Negara, atau suatu entitas dengan kewajiban pelaporan kepada para
pengguna yang beralokasi di Negara selain Negara entitas pelaporan.
Standar akuntansi intenasional adalah IFRS (International Financial Reporting Standards),
IFRS dulunya dikenal dengan nama IAS (Internasional
Accaounting Standards) yang dikeluarkan oleh IASC (Internasional Accounting Standards Comittee). IFRS merupakan
kumpulan standar, dasar, prinsip kautansi yang penerapannya dilakukan secara
internasional.
Akuntansi Internasional terbagai menjadi 3 bidang yang
luas yang mencakup beberapa proses, diantaranya :
1.
Pengukuran
(Measurements)
Pengukuran adalah proses mengidentifikasi, mengelompokkan, dan
menghitung aktivitas ekonomi atau transaksi dalam memberikan masukan mendalam
mengenai profitabilitas operasi perusahaan dan kekuatan posisi keuangan.
2.
Pengungkapan
(Disclosure)
Pengungkapan adalah proses dimana pengukuran akuntansi dikomunikasikan
kepada para pengguna yang diharapkan dan memusatkan perhatian pada isu seperti
yang akan dilaporkan, kapan, dengan cara apa dan kepada siapa.
3.
Auditing
Auditing adalah proses dimana auditor melakukan pengujian terhadap
keandalan proses pengukuran dan komunikasi.
B.
Karakteristik
Akuntansi Internasional
Beberapa karakteristik era ekonomi
global yang ada dalam akuntansi internasional antara lain:
1. Bisnis internasional,
2. Hilangnya batasan-batasan antar Negara era ekonomi global
sering sulit untuk mengindentifikasi
Negara asal suatu produk atau perusahaan, hal ini terjadi pada perusahaan
multinasional,
3. Ketergantungan pada perdagangan internasional.
Menurut Choi dan Muller (1998; 1) Bahwa ada tiga kekuatan
utama yang mendorong bidang akuntansi internasional kedalam dimensi internasional
yang terus tumbuh
seperti : Faktor lingkungan, Internasionalisasi
dari disiplin akuntansi, dan
Internasionalisasi dari profesi akuntansi.
C.
Sejarah
Akuntansi Intenasional
Awalnya, akuntansi dimulai dengan sistem pembukuan
berpasangan (double entry bookkeeping) di Italia pada abad ke 14 dan 15. Sistem
pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping), dianggap awal penciptaan
akuntansi. Akuntansi modern dimulai sejak double entry accounting
ditemukan dan digunakan didalam kegiatan bisnis yaitu sistem pencatatan
berganda (double entry bookkeeping) yang diperkenalkan oleh Luca
Pacioli (th 1447). Luca Pacioli lahir di Italia tahun 1447, dia bukan
akuntan tetapi pendeta yang ahli matematika, dan pengajar pada beberapa
universitas terkemuka di Italia.
Luca-lah orang yang pertama sekali mempublikasikan
prinsip-prinsip dasar double accounting system dalam bukunya berjudul :
"Summa the arithmetica geometria proportioni et
proportionalita" di tahun 1494.
Luca memperkenalkan 3 (tiga ) catatan penting yang
harus dilakukan:
1.
Buku Memorandum,
adalah buku catatan mengenai seluruh informasi transaksi bisnis.
2.
Jurnal, dimana
transaksi yang informasinya telah disimpan dalam buku memorandum kemudian
dicatat dalam jurnal.
3.
Buku Besar,
adalah suatu buku yang merangkum jurnal diatas. Buku besar merupakan centre of
the accounting system (Raddebaugh, 1996).
Tahun 1850-an double entry
bookkeeping mencapai Kepulauan Inggris yang menyebabkan tumbuhnya masyarakat
akuntansi dan profesi akuntansi publik yang terorganisasi di Skotlandia dan
Inggris tahun 1870-an. Praktik akuntansi Inggris menyebar ke seluruh Amerika
Utara dan seluruh wilayah persemakmuran Inggris. Selain itu model akuntansi
Belanda diekspor antara lain ke Indonesia. Paruh Pertama abad 20, seiring
tumbuhnya kekuatan ekonomi Amerika Serikat, kerumitan masalah akuntansi muncul
bersamaan. Kemudian Akuntansi diakui sebagai suatu disiplin ilmu akademik
tersendiri. Setelah Perang Dunia II, pengaruh Akuntansi semakin terasa di Dunia
Barat. Bagi banyak negara, akuntansi merupakan masalah nasional dengan standar
dan praktik nasional yang melekat erat dengan hukum nasional dan aturan
profesional.
D.
Pengaruh
Trend Kebijakan Sektor Keuangan
Manajemen risiko telah menjadi istilah yang popular
dalam lingkungan perusahaan dan manajemen. Alasannya tidaklah sulit dicari.
Dengan regulasi pasar keuangan dan pengendalian modal yang terus dilakukan,
volatilitas dalam harga komoditas, valuta asing, kredit dan ekuitas menjadi hal
yang dewasa ini. Berdasarkan kondisi dunia saat ini, manajer keuangan perlu
menyadari risiko yang mereka hadapi yang berasal dari volatilitas tersebut,
memutuskan risiko manakah yang perlu dilindungi dan mnegevaluasi hasil strategi
manajemen risiko yang dijalankan. Pada saat yang bersamaan, kemajuan dalam
teknologikeuangan memungkinkan pergeseran risisko keuangan pada pundak orang
lain. Meski demikian, beban untuk mengukur risiko antar pihak tidak dapat
dialihkan dan sekarang berada pada pundak sekelompok besar pelaku pasar, yang
banyak diantaranya mungkin berada ribuan mil jauhnya. Tampak jelas adanya
ketergantungan yang timbulkan terhadap praktik pelaporan internasional dan
kebingunan yang timbul dari perbedaan pengukuran produk risiko keuangan, mereka
yang memiliki keahlian manajemen risiko sangat dihargai oleh pasar.
E.
Pengaruh
Trend Kebijakan Pasar Modal
Faktor yang
mungkin banyak menyumbangkan perhatian lebih terhadap akuntansi internasional
dikalangan eksekutif perusahaan, investor, regulator pasar, pembuatan standard
akuntansi, dan para pendidik ilmu bisnis adalah internasionalisasi pasar modal
seluruh dunia pricewaterhouse Coopers melaporkan bahwa volume penawaran ekuitas
lintas batas dalam dollar meningkat hamper tiga klai lipat antara tahun 1995
dan 1999,dengan jumlah dana lebih dari sebesar AS$500 miliar yang diperoleh
selamaa periode 5 tahun tersebut (penawaran ini hanya mencakup penjualan surat
berharga di luar pasar domestik). Penawaran intrnasional atas obligasi,
pinjaman sindikasi, dan instrument utang lainnya juga tumbuh secara dramatis
selama tahun 1990-an. Tren ini kemudian memburuk selama tahum-tahun awal dekade
sekarang, yang disebabkan oleh penurunan aktivitas ekonoi dunia. Meski demikian
aktivitas bisnis saat ini sedang bergerak naik dan kita berharap tren ini terus
berkelajut selama sisa dekade ini.
Federasi Pasar
Modal Dunia (World Federation of
Exchanges) melaporkan bahwa jumlah perusahaan domestic yang mencatatkan
sahamnya meningkat di beberapa pasar dan menuru dibeberapa pasar yang lain
selama masa awal dekade sekarang. Meskipun demikian, rata-rata ukuran dan
volume perdagangan per tahun atas perusahaan yang mencatatkan sahamnya telah
tumbuh secara besar, yang sebagian diakibatkan oleh merger dan akusisi, yang
juga berakibat pada penghapusan pencatatan saham (delisting) yang dilakukan beberapa perusahaan yang terkait.
Ratusan
perusahaan emiten asing telag mencatatkan ekuitasnya pada sejumlah pasar modal
di Eropa, Amerika Utara, dan Jepang selama bertahun-tahun. Meski demikian,
jumlah perusahaan asing yang mencatatkan saham pada kebnayakan pasar modal
selain Bursa Efek New York dan Nasdaq telah menurun. Hal ini menunjukkan bahwa
banyak emiten yang mempertanyakan manfaat dan proses pencatatan saham tersebut
dan bahwa manfaat untuk pencatatan saham di luar negeri lebih besar apabila
dilakukan di Amerika Serukat ketimbang di Negara lain.
Referensi :
1.
Frederick D.S.
Choi, Gary K.Meek “Akuntansi Internasional”, Edisi kelima, Jakarta : Salemba
Empat, 2005
2.
Triaswati Hety
dkk, “Akuntansi Internasional”, Edisi pertama, Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta,
2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar