Senin, 27 April 2015

UNSUR-UNSUR INTRINSIK NOVEL SI DOEL ANAK JAKARTA



NAMA                 : YUNI RIDO ASIH
KELAS                 : 2EB25
NPM                     : 29213594


Resensi novel

Judul                    : Si Dul Anak Jakarta
Penulis                 : Aman DT. Madjoindo
Penerbit                : Balai Pustaka
Tahun Terbit        :  1992
Tempat Terbit      : Jakarta
Bahasa                 : Indonesia
Berat Buku           : 135.00 (gram)
Tebal Buku          : 86 halaman

UNSUR-UNSUR INTRINSIK NOVEL SI DOEL ANAK JAKARTA
I.                    TEMA

-          Kesederhanaan kehidupan masyarakat Betawi yang Islami

II.                 PENOKOHAN

1.       Abdoel Hamid

-          Anak yang baik dan hormat kepada orang tua
Untuk membantu ibunya (Mpok Amna) mencari nafkah Si Dul yang masih kecil
berjualan nasi ulam (nasi uduk), masuk kampung ke luar kampung.
-          Membela yang lemah
Ketika bermain jual-beli rujak dengan uang pecahan genting, Sapii mengganggu
dan merusakkan dagangan (rujak) Asnah. Asnah menangis dibuatnya. Demi membelaAsnah yang tidak bersalah Dul menampik tantangan Sapii. Walaupun Sa-
pii berbadan lebih besar dan dibantu oleh Saari, namun Si Dul tidak kalah  dalam
perkelahian itu.
-          Senang bermain dengan anak sebaya, baik laki-laki ataupun perempuan
“Aye main ame si As. Nanti aje aye pulang dahar”,  jawab si Dul.
Esoknya ia dilarang ibunya keluar rumah. Dicarinya akal membuat panah-
panahan dan mengadu semut. Datang ke rumahnya Asnah, Patmah dan 2 orang anak kecil. Mereka bermain sedekah-sedekahan  (hajatan) dan Si Dul menjadi haji, memimpin doa selamatan. Ia kekenyangan karena sebagai haji memimpin doa ia leluasa menikmati kue dan buah-buahan yang dibawa Asnah dan Patmah untuk selamatan itu.
-          Bekerja keras
Karena semangat dan kemauannya menjajakan nasi ulam Si Dul berhasil dan cukup banyak tabungannya. Uang itu dapat digunakan membeli pakaian dan petasan untuk Hari Lebaran.

2.       Mpok Amna

-     Sayang kepada anak
“Ke mane lu? Udah serak Nyak manggil, lu diam-diam aje. Pulang dulu dahar nasi, nasi udah nyak sediain!” kata perempuan itu.
-          Tabah
Nasib malang menimpa keluarga Si Dul, ayahnya meninggal dunia karena bus yang dikemudikannya menabrak pohon. Mereka jatuh miskin.
Mpok Amna tetap tabah dalam menghadapi cobaan itu.


3.       Asnah

-          Suka memberi nasihat
“Kasian, dong Dul!”  kata Asnah dengan iba. “Lihat,dah dieudah capek, kagak bergerak lagi. Pisain dong. Dul, nanti dia mati, bedose lu ngadu binatang”, kata Asnah pula mengajari si Dul.

4.       Sapii

-          Pemarah
“Ape lu kate ? Nanti gue gampar mulut lu!” Sapii marah.
Sapii berdiri,  mukanya merah padam karena sangat marah. rupanya sungguh-sungguh dia hendak menampar.
Ketika bermain jual-beli rujak dengan uang pecahan genting, Sapii mengganggu dan merusakkan dagangan (rujak) Asnah. Asnah menangis dibuatnya. Demi membela Asnah yang tidak bersalah Dul menampik tantangan Sapii. Walaupun Sapii berbadan lebih besar dan dibantu oleh Saari, namun Si Dul tidak kalah  dalam itu.
5.       Saari

-          Suka memprovokator
“Gasak, Pii! Tendang perutnya!” kata Saari memanaskan hati kawannya.
“Gasak kepalanye, Pii! Tendang perutnya!” kata Saari mengajar kawannya.

6.       Patmah

-          Teman yang baik
“Nyok, pulang Pat!” katanya. “Dirumah aje kite main.”
Si Pat, yang sebenarnya Patmah itu pulanglah dengan kawannya itu.

7.       Uak Salim

-     Tegas
Ayoh, liat surat jangan meleng aje!” serunya.
Anak-anak itu tunduklah dengan takutnya.
-          kedaerahan
Saat memasuki usia sekolah, ayah tiri Dul menyuruhnya bersekolah. Tentu saja Dul ingin sekali  ke sekolah tetapi ketika ibunya mpok Am minta ijin kepada engkongnya,  kata engkongnya  dengan marah ” ………Emang sekole tu mau die bawa nanti ke kubur? Kalo die kagak tau ngaji, die jadi kafir nanti lu tau nggak? Emang lu anak kualat, kagak denger kate. ………..” seru Uak Salim.

III.               ALUR

-          Progresif ( maju )
Pada Hari Lebaran Si Dul berpakaian lain dari teman-temannya. Dipakainya setelan (celana, baju), dasi dan topi pandu yang lebar pinggirnya.  Sedang teman-temannya berpakaian kain sarung, baju dan berkopiah. Karena pakaian Si Dul yang lain dari teman-temannya, banyak temannya yang merasa aneh, asing, atau lucu. Bahkan kakeknya sendiri mengejek.
Hari yang dinanti-nanti Si Dul menjadi kenyataan. Si Dul girang dan gembira  karena cita-citanya untuk sekolah tercapai. Ia disekolahkan ayah tirinya bersama-sama saudara tirinya.
( menceritakan peristiwa masa sekarang dahulu )



IV.              SUDUT PANDANG

a.       Orang ketiga pelaku utama
-          Dua hari sesudah itu datang lagi giliran mencari “umpan” kambing. Si dul telah menyumpah-nyumpanh pula dalam hatinya.
-          Akan tetapi pada suatu malam dia diperpukulkan oleh musuhnya itu bersama-sama.
-          Keesokan harinya pagi-pagi si Dul dengan ibunya pergi ke pasar.

V.                 LATAR

a.       Di bawah pohon sauh
Ketika itu si Dul dan Asnah sedang bermain rujak-rujakan di bawah pohon sauh dengan uang pecahan genting.
-          Suasana
awalnya senang, kemudian menjadi menegangkan setelah terjadi keributana antara si Dul dan Sapii
Ketika bermain jual-beli rujak dengan uang pecahan genting, Sapii mengganggu dan merusakkan dagangan (rujak) Asnah. Asnah menangis dibuatnya. Demi membela Asnah yang tidak bersalah Dul menampik tantangan Sapii. Walaupun Sapii berbadan lebih besar dan dibantu oleh Saari, namun Si Dul tidak kalah  dalam perkelahian itu.
b.      Di rumah si Dul
Esoknya ia dilarang ibunya keluar rumah. Dicarinya akal membuat panah- panahan dan mengadu semut. Datang ke rumahnya Asnah, Patmah dan 2 orang anak kecil.
-          Suasana
 santai, ramai dan penuh dengan kelucuan
“Bismillah …!” ……
“Amiiin!” …
“Ape yang ade dalam piring, dukuh ame rambutan!” haji Dul mulai mendoa.
Si As dan kwan-kawannya tercengang...“Ape lagi yang ade di piring sono, mangga, sauh ame kue Cinee! Amiiin!”
“Ape lagi yang berderet-deret di sebelahnye, mangkok berisi kopi cap sumuuur! – Ayo dong aminin!” ujar Haji Dul, sambil memberutkan tangan ke muka.
Teman-temannya tak dapat menahan tawa, akhirnya diserbu juga makanan itu beramai-ramai.
c.       Di sungai
Si Dul dan teman-teman sebayanya bermain-main. Melihan ada sungai, merekapun menjebur dan bertelanjang macam orang Dayak.
-          Suasana
Menyenangkan dan penuh keakraban
Anak-anak yang lain berhenti mandi, semua keluar dari dalam air, sambil menari-nari berkeliling , bertelanjang bulat macam orang Dayak.
d.      Di rumah Uak Salim
-          Suasana
Suasananya menegangkan karena ketegasan beliau
Ayoh, liat surat jangan meleng aje!” serunya.
Anak-anak itu tunduklah dengan takutnya.

VI.              NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG

a.       Nilai Moral
Ketika bermain jual-beli rujak dengan uang pecahan genting, Sapii mengganggu
dan merusakkan dagangan (rujak) Asnah. Asnah menangis dibuatnya. Demi membela Asnah yang tidak bersalah Dul menampik tantangan Sapii. Walaupun Sa-
pii berbadan lebih besar dan dibantu oleh Saari, namun Si Dul tidak kalah  dalam
perkelahian itu.

b.      Nilai Agama
“Ayo, liat surat, jangan meleng aje!” seru Uak Salim.
Anak-anak tunduk dengan takutnya. Suasanapun menjadi damai dengan suara alunan ayat-ayat Al Quran.

c.       Nilai Sosial
Untuk membantu ibunya (Mpok Amna) mencari nafkah Si Dul yang masih kecil
berjualan nasi ulam (nasi uduk), masuk kampung ke luar kampung.

d.      Nilai Budaya
Cerita dengan berlatar belakang betawi dengan sisi kehidupan masyarakat yang sangat sederhana.

VII.            HAL-HAL YANG MENARIK
a.       Nasib malang menimpa keluarga Si Dul, ayahnya meninggal dunia karena bus
yang dikemudikannya menabrak pohon. Mereka jatuh miskin.
b.      Untuk membantu ibunya (Mpok Amna) mencari nafkah Si Dul yang masih kecil
berjualan nasi ulam (nasi uduk), masuk kampung ke luar kampung.
c.      Hari yang dinanti-nanti Si Dul menjadi kenyataan. Si Dul girang dan gembira
 karena cita-citanya untuk sekolah tercapai. Ia disekolahkan ayah tirinya bersa-
 ma-sama saudara tirinya, Mardjuki.

VIII.         PENGARANG

-          Aman DT. Madjoindo

IX.              AMANAT

a.       Hiduplah dengan penuh kesederhanaan

b.      Patuh kepada orang tua niscaya kamu akan sukses di masa yang akan datang

c.       Jangan merasa minder dengan apa yang kita punya

d.      Tetaplah berusaha dan kerja keras untuk meraih cita-cita atau impian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4.1 Akuntansi Internasional & Perpajakan

A. KONSEP-KONSEP AWAL  Simpang siurnya undang-undang dan regulasi yang mengatur perpajakan perusahaan-perusahaan asing dan keuntungan...