Minggu, 11 Juni 2017

3.2 Tiga Dasar Pokok (Tri Bottom Line)





  1. Definisi Tri Bottom Line
Tri Bottom Line terdiri dari people, Planet, Profit, atau dalam dunia bisnis dikenal dengan istilah “The Triple Bottom Line”. Ungkapan “triple bottom line” pertama kali diciptakan pada tahun 1994 oleh John Elkington, pendiri perusahaan konsultan dari Inggris bernama SustainAbility. Saat ini, konsep people, planet, profit menjadi hal utama yang harus diperhatikan seluruh perusahaan di dunia, utamanya bagi mereka yang telah go public & perusahaan multinasional. John Elkington mengatakan bahwa perusahaan harus menyiapkan fondasi dasar sebuah perusahaan dengan “Triple Bottom Line” untuk membuat bisnis yang berkelanjutan dengan memberikan dampak positif terhadap lingkungan alam serta sosial.



1.      Profit
People & Planet tidak akan dapat dilakukan jika sebuah bisnis tidak memiliki profit. Profit adalah unsur kunci yang dapat menjembatani antara sebuah bisnis dengan people & planet. Bagi sebuah perusahaan, profit merupakan tujuan wajib yang harus dicapai. Tidak ada yang salah, namun tinggal bagaimana pengelolaan profit itu. Bukan hanya untuk kepentingan perusahaan semata, namun juga untuk lingkungan alam & sosial. Dalam perjalanannya, konsep People, Profit, Planet telah menjadi hal wajib bagi perusahaan-perusahaan besar. Bahkan semakin banyak perusahaan yang menggunakan konsep People, Profit, Planet bukan hanya sebagai program CSR, namun sebagai model bisnis mereka.
2.      Planet
Global warming, perubahan iklim, penebangan liar, overfishing, semakin sering kita dengar isu lingkungan yang terjadi di sekitar kita. Kita tidak bisa serta merta menyalahkan alam. Ya, semua isu lingkungan yang terjadi tidak lain adalah kelalaian kita sendiri dalam menjaga alam. Dalam hal ini, bisnis berkelanjutan adalah bisnis yang ikut berkontribusi menjaga & memerbaiki lingkungan alam, tidak hanya eksploitasi sumber daya alam demi profit semata, namun tidak bertanggung jawab.

3.      People
Sebuah perusahaan didirikan oleh seorang manusia dengan memekerjakan manusia & untuk memberikan dampak positif bagi manusia pada perusahaan itu & manusia disekitarnya. Artinya, fokus utama dari pendirian sebuah perusahaan adalah manusianya, bukan gedung perusahaannya, bukan keuntungan semata, ataupun yang lainnya. Dalam arti lain, bisnis berkelanjutan adalah bisnis yang memanusiakan manusia atau sebuah bisnis yang berorientasi sosial. Biasanya perusahaan menerapkan konsep “People” pada program CSR pendidikan seperti beasiswa, pelatihan UKM, & pembinaan ibu rumah tangga.

Referensi :
-          Choi, Frederick D.S., and Gerhard D. Mueller, 2005., Akuntansi Internasional Buku 1, Edisi 5., Salemba Empat, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4.1 Akuntansi Internasional & Perpajakan

A. KONSEP-KONSEP AWAL  Simpang siurnya undang-undang dan regulasi yang mengatur perpajakan perusahaan-perusahaan asing dan keuntungan...